KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN – NEDO JEPANG
SEPAKATI MEMBANGUN INDUSTRI BIO ETHANOL
Pada hari ini, Senin, 2 Agustus 2010 di ruang kerjanya, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menerima Ketua Tim NEDO Jepang Mr. Seiji Murata. Dalam kesempatan tersebut, Menperin mengharapkan kerjasama dengan NEDO ini menginisiasi langkah pengembangan industri gula terintegrasi dengan hilir termasuk bioethanol untuk keperluan substitusi BBM. Selanjutnya dalam pembangunan pabrik bioethanol berbahan baku molasses senantiasa menggunakan komponen dalam negeri dalam jumlah besar, serta adanya transfer teknologi dan knowledge dari pihak Jepang kepada Indonesia untuk meningkatkan kemandirian rekayasa nasional.
Penandatangan Kesepakatan bersama Pembangunan Industri Bio Ethanol antara Kementerian Perindustrian dengan NEDO Jepang dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kemenperin Agus Tjahajana dan dari pihak NEDO Jepang diwakili oleh Mr. Seiji Murata. Indonesia mempunyai potensi untuk pengembangan industri bahan bakar yang bersumber dari sumber daya alam terbarukan, dan NEDO akan menjadikan Indonesia sebagai partner strategis untuk mengembangkan industri dan teknologi produksi baru bahan bakar berbasis sumber daya alam terbarukan. Beberapa keunggulan Indonesia yang menjadi pertimbangan NEDO Jepang dalam menjalin kerjasama strategis tersebut adalah ketersediaan bahan baku industri, pengalaman kerjasama dengan Negara Indonesia, dan penguasaan teknologi domestik yang cukup baik.
Proyek ini akan menghasilkan bioethanol dari bahan baku molasses sebanyak 30.000 kl pertahun dengan nilai investasi sekitar USD 23 juta, dimana pihak NEDO memberikan grant sebesar USD 16 juta dan pihak Indonesia diwakili oleh PTPN X memberikan kontribusi sekitar USD 9 juta. Sebagai pilot project, kerjasama ini akan dilaksanakan di Pabrik Gula Gempolkrep milik PTPN X. Diharapkan kerjasama ini terlaksana dengan baik, sehingga dapat menjadi model bagi pabrik gula lain di Indonesia.
Aspek strategis dari kerjasama ini adalah :
Tujuan dari kesepakatan itu adalah untuk mewujudkan industri bioethanol berbahan baku molasess dan bagasse yang terintegrasi di sebuah pabrik gula di Indonesia.
Lingkup kerjasama yang akan dilaksanakan terdiri atas 2 (dua) kegiatan yaitu :
§ Pembangunan pabrik bioethanol berbahan baku molasses.
§ Kerjasama riset (joint research) produksi bioethanol berbahan baku bagasse.
Pembangunan pabrik bioethanol berbahan baku molasses dilakukan karena teknologi skala komersial telah tersedia. Kerjasama riset industri bioethanol berbahan baku bagasse dilakukan karena sampai dengan saat ini teknologi produksi belum tersedia baik skala kecil, pilot maupun skala komersial. Bahkan di Jepang pun, teknologi produksi bioethanol dari bagasses belum berkembang.
Rencana kerjasama kemudian ditindaklanjuti oleh serangkaian rapat koordinasi instansi terkait antara lain Kementerian BUMN, Sekretariat Negara, Kementerian Luar Negeri, dsb. Sebagai calon counterpart kerjasama adalah PTPN VII Lampung, PTPN X Surabaya, dan PTPN XI Jember yang memiliki fasilitas pabrik gula. Setelah dilakukan analisis mendalam, PG Gempolkrep ditetapkan sebagai lokasi pembangunan pabrik bioethanol dan PTPN X sebagai counterpart. Dasar pemilihan lokasi pembangunan pabrik adalah ketersediaan bahan baku (bagasse dan molasses), fasilitas utilitas produksi, dan kondisi finansial perusahaan.
Spesifikasi singkat proyek kerjasama pembangunan pabrik bioethanol berbahan baku molasses adalah sebagai berikut:
Kapasitas Desain : 100 kL/hari ethanol bahan bakar (moisture 0,5%)
Operasional : 300 hari/tahun; 24 jam/hari
Bahan Baku : Molasses dengan fermentable sugar 50%, moisture 16%, dan
kandungan lain 34%.
Konsumsi Bahan Baku : 400 Ton/hari.
Keuntungan Proyek bagi pihak Indonesia dan Jepang (kasus pengembangan simultan industri bioethanol berbahan baku molasses dan bagasse)
Keuntungan proyek kerjasama NEDO Jepang
PTPN X
NEDO
TOTAL
Project Cost
USD 9,5 Juta
USD 16 Juta
USD 26 Juta
Benefit
Ethanol sales (per tahun)
JPY 473 Juta
(31.500 kL/Y)
-------
JPY 473 Juta
CER
(per tahun)
up to 5 % (discussion in progress)
JPY 91,4 Juta (45.700 ton CO2)
JPY 91,4 Juta
Break Even Point
2,1 tahun
27,3 tahun
6,2 tahun
Beberapa hal yang menjadi issue penting yang dibahas dalam MoU kerjasama adalah:
Beberapa proyek kerjasama NEDO dengan Kementerian Perindustrian selama lima tahun terakhir adalah :
Beberapa potensi kerjasama yang bisa dikembangkan dalam skema Model Project ini terkait dengan pengembangan energy alternative, adalah :
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.
Jakarta, 2 Agustus 2010
KARO UMUM DAN HUMAS
ttd,
MUHDORI
Untuk informasi dapat menghubungi :
§ Telp (021) 5251661
§ Email : karomas_depperin@yahoo.com
Share:Copyright © 2016 All rights Reserved | Template by Tim Pengelola Website Kemenperin