JAKARTA - Penjualan mobil di dalam negeri mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, mencapai 103.219 unit pada Juli 2012. Penjualan tertinggi sebelumnya terjadi pada Juni lalu, sebanyak 101.743 unit.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), peningkatan penjualan terjadi pada hampir semua merek mobil, terutama asal Jepang. Penjualan terbanyak tetap dikontribusi Toyota, diikuti Daihatsu dan Suzuki.
Untuk periode Januari-Juli 2012, penjualan mobil di tingkat distributor (wholesale) sudah mencapai 638.264. Angka tersebut naik 26% dibanding periode sama tahun lalu sebanyak 506.728 unit. Sedangkan target penjualan pada 2012 kini diturunkan menjadi 875 ribu unit, atau lebih kecil dari target semula karena ada peraturan kenaikan uang muka (downpayment/DP) minimal untuk pembelian mobil secara kredit.
Sementara itu, pemerintah diminta untuk membangun transportasi umum massal yang aman dan nyaman, agar sebagian pemilik kendaraan pribadi beralih menggunakan kendaraan umum. Hal ini penting dilakukan untuk mengurangi kemacetan di Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia.
Ketua Gaikindo Sudirman Maman Rusdi menjelaskan, tingginya penjualan mobil Juli lalu terutama karena ada momentum Lebaran. "Penjualan pada Juni dan Juli jauh lebih besar dibandingkan rata-rata lima bulan pertama 2012. Meski kebijakan kenaikan DP sudah berlaku sejak pertengahan Juni lalu, penjualan mobil pada Juli masih tinggi karena ada momentum Lebaran," kata dia pada acara buka puasa di Jakarta, Karnis (2/8) malam.
Ia menjelagkan, pada Juli 2012, Toyota membukukan penjualan tertinggi sebanyak 36.353 unit, disusul Daihatsu 13.444 unit dan Suzuki 13.233 unit. Permintaan menjelang Lebaran biasanya naik 10-15% dari bulan-bulan biasa, terutama untuk mobil penumpang (passanger car).
"Tingginya penjualan Daihatsu terutama juga karena momentum Lebaran. Daihatsu Xenia masih menjadi kontributor terbesar penjualan kami," kata presiden direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM) itu.
Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan menuturkan, permintaan Toyota Avanza juga meningkat mendekati masa mudik Lebaran tahun ini. Avanza ini masuk segmen multipurpose vehicle (MPV).
"Bulan lalu, mobil yang menjadi tulang punggung penjualan Toyota itu terjual 17.264 unit, naik 1,19% dibandingkan bulan sebelumnya 17.061 unit," papar dia.
Marketing & Aftersales Service Director PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy mengatakan, Honda mencetak rekor penjualan tertinggi sepanjang tahun 2012 pada Juli lalu, yaitu sebanyak 7.486 unit. Saat ini, Honda Freed, Honda Jazz, dan Honda CR-V menjadi penyumbang utama penjualan Honda.
Honda Jazz menjadi penyokong penjualan terbesar pada Juli lalu sebanyak 3.289 unit, disusul Honda Freed 1.899 unit, dan New Honda CR-V 1.143 unit.
"Dengan peluncuran Honda Brio pada awal Agustus ini, kami yakin penjualan Honda akan terus meningkat tahun 2012," kata dia.
Pengaruh DP
Sudirman mengungkapkan, hingga kini, pengaruh kenaikan DP minimal memang belum terlihat pada angka penjualan mobil nasional. "Pengaruh DP kemungkinan baru terlihat pada September nanti, karena penjualan Agustus ini juga masih akan terpengaruh momen Lebaran," ujar dia.
Menurut Sudirman, Gaikindo kini merevisi target penjualan mobil 2012 menjadi 875 ribu unit. Angka ini lebih rendah dibandingkan penjualan tahun lalu sebanyak 894 ribu unit.
"Dampak yang menurunkan penjualan sudah mulai terasa pada segmen menengah ke bawah. Setelah Lebaran diprediksi penjualan mobil turun," tutur dia.
Johnny Darmawan yang juga ketua Gaikindo mengatakan sebelumnya, jika tidak ada kebijakan yang merugikan industri otomotif, target semula penjualan mobil tahun ini sebanyak 1 juta unit bisa tercapai. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia (BI) untuk kredit otomotif dari bank umum, pembeli wajib menyediakan uang muka minimal 30% untuk mobil keperluan nonproduktif dan 20% untuk yang produktif. Sedangkan ketentuan menteri keuangan mematok uang muka minimal 25% untuk pembiayaan mobil dari perusahaan multifinance.
Ketua Gaikindo Jongkie D Sugiharto memperkirakan, kebijakan menaikkan DP minimal mengganggu penjualan dalam jangka panjang, khususnya untuk mobil yang harganya di bawah Rp 200 juta. Segmen ini pangsa pasarnya mencapai lebih dari 50% penjualan mobil nasional, sangat sensitif terhadap perubahan DP, dan umumnya pembelian dengan cara kredit.
Berdasarkan data sementara Gaikindo, pada Januari-Juli 2012, TAM dengan andalan mobil Toyota masih merajai pasar mobil karena mampu menjual 238.584 unit, naik dibanding periode sama 2011 sebanyak 182.432 unit. Toyota menguasai 37,4% pangsa pasar mobil nasional.
Pada posisi kedua, ADM berhasil menjual 94.314 mobil atau berkontribusi 14,8% terhadap total penjualan mobil di Tanah Air. "Sejauh ini, kami masih on track dan diharapkan target penjualan 145 ribu unit tahun 2012 tercapai," kata Sudirman.
Sementara itu, lonjakan jumlah kendaraan pribadi dinilai menjadi penyebab utama kemacetan lalu lintas di Jakarta dan kota besar lain di Indonesia. Tahun lalu, penjualan kendaraan bermotor roda empat mencapai 894.164 unit, dengan kontribusi mobil penumpang pribadi di atas 500 nbu unit. Sebelum ada ketentuan DP yang baru, penjualan mobil 2012 diproyeksikan menembus 1 juta unit dan sepeda motor 9 juta unit.
Di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi, jumlah mobil pribadi diperkirakan 2,7 juta unit dan sepeda motor menembus 10 juta unit Jumlah kendaraan pribadi yang terus meningkat ini membuat kemacetan di Jakarta sulit diatasi.
Namun, jika ada transportasi umum massal yang aman dan nyaman, sebagian pemilik kendaraan pribadi akan beralih ke kendaraan umum. Saat ini, jumlah kendaraan umum hanya sekitar 2% dari total kendaraan bermotor, namun harus mengangkut 60% penduduk yang melakukan perjalanan.
"Transportasi umum yang layak akan menarik masyarakat pindah dan perlahan meninggalkan mobil pribadi dan sepeda motor," kata pengamat transportasi Djoko Setijowarno.
Menurut Djoko, saat ini, banyak rakyat Indonesia membeli mobil karena kepepet, bukan karena kelebihan uang seperti di negara-negara maju. Buktinya, sebagian besar penjualan mobil melalui leasing, tidak tunai.
Butuh Investasi Rp 18 T
Pada kesempatan terpisah, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, Indonesia membutuhkan tambahan investasi sekitar US$ 2 miliar (Rp 18,86 triliun) untuk membangun pabrik mobil baru agar kapasitas produksi naik menjadi 2 juta unit pada 2019/2020. Investasi ini dibutuhkan untuk mengimbangi pasar mobil nasional yang mencapai angka tersebut pada tahun yang sama.
"Indonesia akan memproduksi mobil sekitar 1 juta unit tahun ini dan menjadi 2 juta unit dalam 7-8 tahun mendatang," kata Hidayat.
Johnny menjelaskan, jika penjualan mobil di Tanah Air mencapai 1 juta unit setahun, industri mobil di dalam negeri juga harus siap memproduksi 1 juta unit. Jika penjualan mobil nantinya mencapai 2 juta unit, industri juga harus mengimbanginya dengan memproduksi dalam jumlah yang sama.
Menurut dia, untuk memproduksi tambahan 1 juta mobil itu, Indonesia setidaknya memerlukan 10 pabrik baru, dengan kapasitas setiap pabrik 60-100 ribu unit per tahun.
"Dana yang harus digelontorkan untuk investasi satu pabrik US$ 150-200 juta dengan kapasitas tersebut," katanya.
Akhir tahun lalu, kapasitas produksi mobil di dalam negeri mencapai 900 ribu unit Kapasitas akan bertambah menjadi 1,43 juta unit pada 2014, menyusul adanya komitmen investasi industri mobil sekitar Rp 20,7 triliun pada 2011-2014.
Komitmen investasi itu datang dari prinsipal mobil multinasional, yakni Toyota Motor Co, Daihatsu Motor Co, Suzuki Motor Co, Honda Motor Co Ltd, Mitsubishi Motors Co, Nissan Motor Co, dan Bayerische Motoren Werke (BMW) AG. Sebagian besar prinsipal akan memproduksi mobil dengan spesifikasi mesin terbanyak kelas 1.500 cc, karena diminati konsumen di Indonesia. Mobil ini irit bahan bakar dan pajaknya relatif murah.
sumber : Investor Daily
Share:Copyright © 2016 All rights Reserved | Template by Tim Pengelola Website Kemenperin