BERITA INDUSTRI

Kandungan Lokal Minimal 50 Persen


Jumat, 8 Juni 2012

KARAWANG - Pemerintah meminta produsen elektronik meningkatkan kandungan bahan baku lokal dalam produk mereka minimal 50 persen dalam 10 tahun mendatang. "Hal ini penting untuk mendorong perkembangan industri dan mengukuhkan Indonesia sebagai penyedia peralatan elektronik dunia," kata Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat, dalam acara peletakan batu pertama pabrik baru Sharp Electronics Indonesia, di Karawang, Jawa Barat, kemarin.

Saat ini, Hidayat melanjutkan, Indonesia merupakan jawara dalam sektor industri elektronik peralatan rumah tangga, mengungguli Malaysia sebagai pesaing terdekat. Sayangnya, kandungan lokal dalam produk tersebut paling tinggi 40 persen. Pencapaian ini didukung oleh 250 perusahaan lokal dengan penyerapan tenaga kerja 387 ribu orang. Setelah kebijakan kandungan lokal berjalan, kuantitas perusahaan lokal pendukung industri elektronik ditargetkan meningkat. "Minimal dua kali lipat."

Namun Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik Yeane Keet menilai rendahnya kandungan lokal pada produk elektronik disebabkan oleh minimnya kuantitas industri komponen dalam negeri. "Akibatnya, pasokan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan pabrikan,"ujarnya.

Dalam lima tahun ke depan, kata Yeane, produsen elektronik berupaya menambah kandungan lokal hingga 60 persen. Untuk mencapai hal ini, salah satu cara yang harus dilakukan pemerintah ialah membantu mencari produsen komponen elektronik baru. "Caranya dengan melakukan road show ke daerah yang potensial."

Wakil Presiden Sharp Corporation Jepang Toshio Adachi berjanji akan meningkatkan kandungan lokal dalam produk mereka. Saat ini proporsi komponen lokal dalam produk Sharp baru mencapai 40 persen yang disumbangkan 15 perusahaan rekanan. Sedangkan sisanya diimpor dari beberapa negara, seperti Thailand. "Di masa mendatang, kami berusaha memperoleh lebih banyak bahan baku lokal."

Sharp membangun pabrik baru dengan kapasitas dua kali lipat dibandingkan dengan yang sudah ada sebelumnya. Pabrik yang menempati lahan 31 hektare di Karawang Industrial Internasional City ini memproduksi 220 ribu unit kulkas dan 140 ribu unit mesin cuci setiap bulan. Untuk proyek ini, Sharp mengucurkan investasi senilai Rp 1,2 triliun. Presiden Direktur Sharp Electronics Indonesia Fumihiro Irie mengatakan pabrik ini dibangun untuk mengantisipasi permintaan peralatan elektronik rumah tangga di Indonesia. Meski kini rasio penggunaan alat elektronik masyarakat Indonesia masih rendah, dia memperkirakan perekonomian akan terus tumbuh.

sumber : Koran Tempo

Share:

Twitter