BERITA INDUSTRI

Produk Halal RI Belum Mendominasi


Selasa, 3 Nopember 2009

JAKARTA - Sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia punya potensi untuk menjadi produsen makanan halal terbesar pula. Sayangnya, pemasaran produk makanan halal belum mampu menguasai pasar global, bahkan ke negara tetangga Malaysia. Hal itu terungkap dari data yang dikirimkan Atase Perdagangan Indonesia di Malaysia.

"Di antara negara-negara eksportir makanan halal ke Malaysia, Indonesia menduduki peringkat keempat setelah Australia, Tiongkok, dan Selandia Baru," ujar Kepala Pusat Humas Departemen Perdagangan, Robert James Bintaryo kemarin.

Menurut Robert, nilai impor produk makanan halal Malaysia mencapai USD 1.115 juta atau 23 persen dari total impor makanan olahan halal selama 2008. Di sinilah Malaysia menawarkan peluang bagi pengusaha makanan minuman (mamin) Indonesia untuk masuk ke pasar mereka. "Pertumbuhan industri makanan halal di negeri kita relatif pesat, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk pasar ekspor,'' timpalnya.

Indonesia, lanjutnya, memiliki peluang kuat untuk memasarkan produk makanan halal di Malaysia. Ini karena Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Selain itu, sertifikasi halal MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah diakui oleh otoritas halal Malaysia. "Dengan demikian tidak perlu banyak penyesuaian," tukasnya.

Kendati demikian, tantangan yang dihadapi pengusaha Indonesia juga tidak mudah. Sebab, saat ini banyak negara yang secara serius mengembangkan industri makanan halal. Bukan saja dari negara muslim tetapi juga non muslim. "Mereka mengincar pasar makanan halal dunia yang bernilai rata-rata USD 547 miliar per tahun," lanjutnya.

Tantangan lainnya adalah, dukungan pemerintah Malaysia yang begitu besar terhadap produsen lokal, sehingga berpotensi mengurangi impor. Industri makanan halal di Malaysia terus tumbuh sebesar 9,1 persen selama periode 2006-2008, dan diperkirakan akan tetap mencatat pertumbuhan tinggi di masa-masa mendatang. "Permintaan akan produk makanan halal di negeri jiran tersebut kian meningkat," terangnya. (wir/bas)

Sumber : Jawa Pos

Share:

Twitter