BERITA INDUSTRI

Impor Kain Anjlok


Selasa, 2 Mei 2017

Sumber : Bisnis Indonesia (02/05/2017)

JAKARTA — Impor kain sebagai bahan baku garmen turun hingga 33% se telah pemerintah memperketat aturan pemasukan produk itu sejak awal tahun ini. Penurunan impor diyakini dapat meningkatkan utilisasi pabrik kain nasional.

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengungkapkan pemerintah sempat membuka lebar impor bahan baku garmen, tetapi justru memukul sektor hulu tekstil dan produk tekstil (TPT) da lam negeri.

“Kami mau potensi yang tadinya diisi produk impor, dapat direbut lagi oleh produsen di dalam negeri. Jadi koordinasi internal diperkuat, impor kain disesuaikan dengan kapasitas. Makanya [impor] Januari—Maret sudah berkurang 33% dari [periode] yang sama tahun lalu,” jelas Sigit di Jakarta, akhir pekan lalu.

Sigit menjelaskan impor kain dan bahan baku tekstil yang masif beberapa tahun terakhir menyebabkan pertumbuhan industri tekstil Tanah Air berada di area negatif. Apalagi, impor tekstil ilegal terutama pakaian jadi, sangat marak.

Data Asosiasi Produsen Serat Sintetis Indonesia (APSyFI) menunjukkan tahun lalu ada 16,7% produk tekstil beredar yang ditengarai merupakan barang ilegal.

Pasalnya, angka konsumsi tekstil lebih besar dari jumlah yang diproduksi dalam negeri ditambah dengan barang yang berasal dari impor resmi.

Dari hasil deregulasi paket ekonomi, pemerintah sempat membuka impor TPT pada seluruh pemilik izin IP [importir produsen]. Wewenang Kementerian Perindustrian untuk memberikan rekomendasi pun dicabut. Hal tersebut menyebabkan impor tekstil melonjak drastis.

Menurut Sigit, ada importir yang memasukkan barang hingga 20 kali lipat dari kapasitas produksinya.

Komitmen pemerintah untuk mengendalikan impor produk tersebut diyakini mampu menggenjot utilisasi pabrik kain dapat terkerek pada kuartal II tahun ini.

Sekretaris Jenderal APSyFI Redma Gita Wirawasta menyebut saat ini kain impor menguasai nyaris 40% pangsa pasar domestik, naik dari 2013 yang baru tercatat sebesar 30%.

“Makanya, utilisasi pabrik kain masih rendah. Kalau menjelang Lebaran, permintaan tekstil bisa naik 150% dari bulan-bulan biasa. Kami lihat di kuartal II ini utilisasi mungkin bisa lebih baik,” kata Redma saat dihubungi Bisnis, Selasa (1/5).

Kendari demikian, dia enggan memprediksi secara spesifik seberapa jauh utilisasi akan naik. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan utilisasi pabrik kain nasional hanya 58% dari total kapasitas produksi 9,12 juta ton per tahun.

Share:

Twitter